Wacana Kenaikan BBM, Angkutan Umum Terancam Bangkrut

PONTIANAK – Keresahan dirasakan sebagian sopir angkutan umum, sopir truk, pemilik jasa transportasi antarkota dan dealer motor jika kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) benar terjadi. Hal tersebut akan menambah beban yang dianggarkan, karena semua aktifitas pekerjaan berhubungan dengan BBM.
“Jika BBM naik, semakin susah bagi sopir angkutan umum untuk mencari penumpang, selain itu, sudah pasti pendapatan tidak mencukupi untuk biaya operasional,” ucap Andri (56), sopir angkot yang ngetem di Jalan Sisinga Mangaraja, Kamis (4/9).
Saat ini, kata Andri, untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp100.000 penghasilan kotor sangat susah. Apalagi jika BBM akan naik, mungkin angkutan umum bisa terhapus karena tidak mampu pembiayaan operasionalnya.
“Sekarang tarif yang dikenakan untuk setiap penumpang Rp3.000. Jika BBM naik, biaya angkutan umum dikenakan harga berapa? Kalau menjadi Rp5.000 tentu penumpang akan berpikir dua kali untuk menggunakan jasa angkutan umum,” ujarnya.
Sementara itu Bagus (46), sopir truk Pontianak-Sintang mengatakan, naiknya BBM tidak terlalu dikhawatirkannya, walaupun tetap berdampak global pada semua lini, yang jelas pasti akan mempengaruhi tuntutan ekonomi individu masing-masing semakin tinggi.
BBM naik, kata Bagus , memang terasa berat. Tetapi jika itu kebijakan pemerintah, rakyat mau tidak mau harus mengikuti. Dan lebih susah jika BBM langka akan berdampak pada matinya semua sektor, karena perekonomian rata-rata menggunakan BBM.
“sopir truk sangat susah untuk mendapatkan solar, sehingga untuk pengisian harus membeli solar eceran yang ada di tepi-tepi jalan,” katanya.
Hal yang sama Mar (52), pemilik jasa angkutan bus transportasi tujuan Pontianak-Putusibau di Jalan Kapten Marsan Pontianak mengatakan, kenaikan bisa saja terjadi untuk harga penjualan tiket jasa angkutan.” Tetapi mungkin tidak terlalu tinggi,” ucapnya.
Mar berkata, saat ini harga tiket dikenai biaya sebesar Rp200 ribu untuk kelas ekonomi, Rp230 ribu kelas eksekutif dan Rp300 ribu untuk bus AC. Jika BBM naik, kenaikan bisa saja terjadi tetapi itu perlu proses dan tidak sembarangan, karena harus dirundingkan dengan pemilik jasa angkutan antarkota lain yang jurusannya sama. Selain harga tiket, mungkin dengan pengiriman barang juga naik.
Hal senada diucapkan Rahmadi (25) salah satu karyawan di salah satu dealer motor Honda di Jalan H Rais A Rahman mengatakan, isu naiknya BBM akan berdampak pada penjualan motor baru dan bekas. Pasalnya untuk pengiriman unit motor ke Pontianak menggunakan jasa pengangkutan, hal tersebut membutuhkan jumlah uang yang tidak sedikit.
Kata dia, jasa untuk angkutan unit motor yang naik maka akan menyebabkan kenaikan harga penjualan motor. Dia berharap, presiden yang baru boleh saja membuat kebijakan-kebijakan baru, tetapi harus berpihak kepada rakyat. ”Jangan sampai mencekik rakyat hal tersebut akan menjadi boomerang baginya, karena popularitas yang awalnya bagus bisa saja turun citranya,” ungkapnya.(Foto: OK)