Transmigran di Melawi Mayoritas Wong Jowo

MELAWI– Dari tahun 2010-2012, Kabupaten Melawi telah menerima warga Transmigrasi atau biasa disebut dengan Tempat Penduduk Sementara (TPS) yang mayoritas berasal dari Jawa, jumlahnya kini sudah mencapai 128 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 484 jiwa dan untuk penduduk lokal sendiri atau dikenal dengan Tempat Penduduk Asal (TPA) berjumlah 72 KK 280 jiwa.

“Mereka ini ditempatkan di Desa Lengkong Nyadom Kecamatan Ella Hilir yang digabungkan menjadi satu tempat untuk mengelola lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah,” kata Muhamamad Noh Kabid Transmigrasi Dinsosnakertrans Melawi ketika ditemui diruangannya Jumat (23/5).Noh mengatakan kebanyakan warga Transmigrasi yang datang ke Melawi tersebut terdiri dari beberapa Kabupaten seperti Kabupaten Brebes, Klaten, Surakarta, Kota Serang, Salatiga, Banjar Negara, Magelang.Lanjutnya, untuk penerimaan warga Transmigrasi untuk tahun 2013 dan 2014 di Melawi sendiri, sejauh ini memang banyak usulan masyarakat untuk mendatangkan warga transmigrasi.

“Banyak usulan masyarakat seperti di Kecamatan Sayan, Menukung, Namun setelah ditinjau kelapangan, ternyata itu kawasan hutan dan tak bisa diproses. Karena tak termasuk dalam Areal Pengguna Lain.

Noh mengatakan warga tranmigrasi secara umum yang telah ditempatkan disuatu daerah, maka ia mempunyai haknya dalam mengolah lahan seperti untuk lahan pekarangan mereka mendapatkannya dengan 25 X100, lahan usaha satu 0,75 Ha, Lahan Usaha dua ada 1 Ha,

“Yang jelas mereka warga transmigrasi dan warga lokal yang masuk dalam program pemerintah mendapatkan haknya dari pemerintah total lahan yang menjadi miliknya ialah sebesar 2 Ha per KK,” ucapnya.

Khusus warga transmigrasi yang telah ditempatkan di Desa Lengkong Nyadom Kecamatan Ella Hilir pada tahun 2012 yang lalu, kata Noh sampai hari ini masih menggantung nasibnya, pasalnya saat ini warga transmigrasi yang menempati lahan yang ada disana tengah menunggu penyelesaian.

“Seperti untuk Lahan Usaha dua bagi warga transmigrasi disana sampai hari terbentur dengan perusahaan PT Citra Mahkota yang bergerak dibidang sawit, terutama sistem bagi hasil yang agak rumit, pasalnya lahan untuk warga transmigrasi tersebut sudah dikelolah oleh perusahaan”paparnya.

Lanjut Noh, lahan di lokasi transmigrasi di Desa Legkong Nyadom kecamatan Ella Hilir, Melawi, hingga kini masih menjadi pertanyaan masyarakat transmigrasi. Pasalnya sebanyak 200 haktar dari 500 haktar lahan yang dialokasikan untuk transmigrasi masih bermasalah. Bahkan lebih mirisnya lagi, lahan sebanyak 200 ha yang merupakan lahan usaha II transmigrasi tersebut disinyalir sudah ditanah oleh pihak PT. Cita Mahkota yang beroperasi didaerah tersebut. Lantas begitu, pihak pemerintahpun mengambil langkah dengan melakukan beberapa kali pertemuan untuk menuntaskannya.

Lanjut Noh, masalah tersebut sudah pernah ditangani oleh pemerintah secara langsung dimana dimediasi langsung oleh Wakil Bupati dengan pihak perusahaan.”Namun memang pertemuan tersebut masih belum menemukan titik temunya dan dilanjutkan dalam waktu dekat ini,” pungkasnya.(Fiq)