Tjhai Chui Mie: Pos Satpam Kreatif Bergaya Etnis

SINGKAWANG- Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie tak ingin terjebak polemik etnik perihal bangunan Pos Satpam yang berarsitektur tradisional Tiongkok, dan berwarna khas budaya Chinesse Overseas yang disebutnya budaya Tionghoa.
“Memang bangunan ini menyerupai bangunan Tionghoa. Dan ini bentuk inovasi dan kreativitas Kadis, yang sebelumnya saya meminta para Kadis untuk selalu berinovasi dan kreatif,” ujar Tjhai Chui Mie saat meninjau Pos Satpam di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, di Jalan Ali Anyang, Jumat (29/11).Sebelumnya memang kreativitas Budaya Tionghoa itu sempat menjadi polemik yang kontroversial, lalu diramaikan oleh netizen di media sosial. Terjadilah pro kontra yang tidak didukung oleh ilmu, seni dan budaya masyarakat Singkawang.Untungnya, Wali Kota Tjhai Chui Mie cukup bijak dan tak mau terjebak oleh tanggapan serta kritik negatif, sebagaimana ketika masa kampanye lalu perihal kalender yang sempat menusuknya dari belakang. Karena itu dia tidak mau gegabah menanggapi komentar-komentar di medsos.“Saya langsung menanyakan dasar pembangunan ke Kadis, dan ini memang untuk kebudayaan. Karena gaya bangunan etnis lainnya juga ada di kantor Dinas,” ungkapnya.
Wali Kota perempuan pertama di Singkawang ini memang ingin kreativitas berkembang dan sangat diperlukan. Agar banyak orang yang berkunjung ke Kota Singkawang. Apalagi menjelang Imlek dan Capgome nanti. Sehingga ada bangunan-bangunan unik yang memperindah kota.Karena itu Tjhai Chui Mie meminta agar tidak ada pihak-pihak yang memperuncing permasalahan menjadi isu SARA. Karena Singkawang merupakan kota multietnis. Kota yang dinilai teratas dalam toleransi se Indonesia.Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Drs HM Nadjib,MSi mengakui Pos Satpam itu merupakan bentuk pengembangan kebudayaan yang ada di Kota Singkawang dengan tiga pilar utama etnis yang ada, ditambah belasan suku yang hidup harmonis.Kata Nadjib, bangunan tersebut diharapkan mampu menarik perhatian banyak orang yang datang ke Kota Singkawang .”Di Singkawang ada 17 paguyuban etnis yang kita bina,” katanya.“Jadi kita tidak hanya buat bangunan khas Tionghoa saja. Juga ada gaya etnis lainnya seperti khas Dayak di bagian belakang kantor,” pungkasnya. (Prokal)