Pemerintah Incar Devisa Rp1,3 Triliun dari Padang Dalam 2 Tahun

PADANG – Pengembangan daerah wisata di Sumatera Barat (Sumbar) tengah menjadi fokus pemerintah. Ditargetkan dalam kurun waktu dua tahun ke depan, devisa sebesar US$ 100 juta bisa masuk ke wilayah ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan jumlah wisatawan yang datang per tahunnya ke Sumatera Barat mencapai 6,5 juta orang. Namun untuk yang berasal dari mancanegara hanya 1% dari total tersebut.
“Kalau wisnus 6,5 juta, 1%-nya itu wisman,” ujar Arief di sela-sela kunjungan ke kawasan wisata Mandeh, Pesisir Selatan, Minggu (17/5/2015)
Menurut mantan Direktur Utama Telkom tersebut ada peluang wisatawan mancanegara akan meningkat dengan signifikan. Namun, Ia hanya menargetkan sebanyak 100 orang untuk setelah dua tahun mendatang.
“Saya inginkan itu naik. Jadi 100 ribu. Kalikan dengan US$ 1.000 saja per wisman, sudah US$ 100 juta. Saya rasa nggak sampai 2 tahun itu bisa,” paparnya.
Syaratnya, kata Arief awalnya dengan pembenahan infrastruktur dasar. Sebab kesulitan bagi wisman untuk masuk ke kawasan wisata di Sumbar adalah infrastruktur seperti jalan, pengelolaan air bersih dan hotel.
“Kalau jalan dan air biar menjadi tugas pemerintah. Kalau hotel kita bisa serahkan kepada swasta. Tapi yang dua awal itu harus beres dulu, baru investor bisa masuk,” terangnya.
Contohnya adalah yang terjadi di Mandalika, Lombok. Awalnya disiapkan dana sebesar Rp2,1 triliun untuk pembenahan infrastruktur dan dua hotel bertaraf Internasional. Ini langsung disambut oleh perusahaan asal Dubai, Tasweek dengan investasi sebesar US$ 300 juta.
“Saya lihat persoalannya sama dengan yang di Mandeh misalnya. Kita bisa mempraktekannya sama seperti yang di Mandalika,” papar Arief.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menambahkan masalah tidak majunya kawasan industri pariwisata di Sumatera Barat adalah masyarakat setempat. Tampak masih sedikitnya dukungan yang muncul.
“Sebagian besar masalah daerah menghadapi masalah kesiapan dukungan masyarakat. Saya yakin, masyarakat kalau kita bangun kita bimbing kita arahkan kita bina untuk menjaga iklim menjadi kondusif untuk wisatawan tanpa merusak tatanan norma yang ada di daerah itu,” ungkap Andrinof.
Ini menjadi tugas pemerintah daerah setempat. Masyarakat harus diberikan pengertian, bahwa investasi adalah hal rasional dan tidak akan menganggu norma kedaerahan.
“Ya harus ada yang penyuluhan memberikan pengertian membuat mereka berpikir rasional membuat mereka sadar kalau penyakit-penyakit sosial itu malah merusak malah menghalangi kemajuan,” tukasnya.(baranews)