Pemerintah Himbau untuk Tidak Tergantung SDA

JAKARTA – Menteri PPN dan Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan bahwa pemerintahan pusat dan daerah harus melakukan akselerasi, mengingat tantangan global yang tak menentu, tantangan yang semakin berat, demi menjaga momentum pertumbuhan dan kesinambungan ekonomi. “Kita pahami, kita harus membangun pondasi perekonomian kita jangka panjang, tekad pemerintah, tekad untuk membuat ekonomi kuat dan berkualitas,” kata Andrinof dalam sambutannya di acara Pertemuan Menteri PPN Kepala Bappenas Dengan Para Gubernur Se- Indonesia, Senin (11/5/2015) malam di Kantor PPN Bappenas Jakarta.
Andrinof menekankan pentingnya membangun industri ekonomi berbasiskan nilai tambah, sehingga energi tidak boros, “sejauh ini dimanfaatkan pihak luar, untuk itu kita harus mencanangkan gerakan nasional sumber daya alam,” katanya.
Disebutkannya, bahwa Presiden menginstruksikan jangan lagi ekspor bahan-bahan mentah, dengan mempercepat pembangunan smelter, “bangun 200 pembangkit energi listrik, serta mengencangkan program kemiskinan, dan kita optimis, sumber daya yang dimiliki disiapkan dengan strategi yang tepat, ada tujuan jangka pendek, menengah dan panjang,” kata Andrinof di depan 34 Gubernur seluruh Indonesia yang tergabung dalam APPSI (Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia).
Andrinof Chaniago menyatakan daerah-daerah yang melepaskan ketergantungannya pada SDA berhasil tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan nasional 5,02 persen tahun lalu. Mereka di antaranya Sulawesi Barat yang tumbuh 8,73 persen, Jambi dan Sulsel yang tumbuh 7,57 persen, Kep Riau dan Gorontalo yang tumbuh 7,29 persen, Bali dan Maluku tumbuh 6,31 persen serta Sulut dan Sulteng sebesar 6,20 persen.
“Mereka telah tumbuh spektakuler sepanjang tahun lalu,” katanya di sela “Pertemuan konsultasi masalah-masalah Pembanguan antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dengan semua Gubernur se-Indonesia.
Adapun, provinsi dengan pertumbuhan terendah diantaranya Aceh 1,63 persen, Kaltim 2,02 persen, Riau 2,62 persen, Papua 3,25 persen, Babel dan Sumsel 4 persen serta Kalsel 4,85 persen. “Kami memang harus mengakselerasi apalagi tantangan global ini memang tidak menentu, dan fondasi tengah goyah, perlu segera agenda jangka pendek untuk menjaga momentem pertumbuhan,” katanya.
Andrinof meminta seluruh Pemda mulai melakukan perencanaan pembangunan secara tepat dan tidak tergantung pada industri batu bara, migas maupun mineral untuk rencana kerja tahun 2016 mendatang. “Kami harus bangun industri, ekonomi berbasis nilai tambah, pengetahuan dan teknologi, percepatan 200 pembangkit listrik termasuk di mulut tambang, peningkatan angka partisipasi sekolah dan penurunan angka kematian ibu dan anak, kami optimis dengan SDA yang masih kami miliki selama itu dikelola dengan startegi tepat,” katanya.
Rencananya, rencana kerja pemerintah tahun 2016 akan difinalisasi besok dan akan dipaparkan dalam Sidang kabinet lusa.