Nenek Tewas Mengenaskan, Luka Memar di Bagian Wajah

Menurut keterangan Ango, anak pertama dari dua bersaudara, dirinya tidak mengetahui penyebab kematian ibu kandungnya. Ango yang kesehariannya membuka warung kopi di depan Sekolah Tunas Bangsa, Jalan Ahmad Yani II ini setiap harinya pergi pukul 06.00 WIB untuk bekerja dan pulangnya pukul 18.00 WIB, Ia kaget saat melihat jemuran yang basah tidak diangkat dan semua pintu tertutup.
Kondisi nenek yang sudah membujur kaku itu pertama kali ditemukan oleh cucunya, Toni yang juga anak pertama dari Ango. Saat itu Toni mendapatkan kondisi neneknya sudah terlentang tidak bernyawa. Saat itu pintu rumah semua tertutup. “Toni masuk dari pintu belakang, lihat neneknya sudah membujur kaku. Semua pintu tertutup. Setelah dibuka, saya masuk dari pintu depan,” ujar Ango ibu kandung Toni.
Ango menjelaskan, selama ini ibunya yang mempunyai tujuh orang anak dari suami pertama dan dua orang anak dari suami kedua itu tidak pernah mengeluh sakit yang serius. Kalaupun mengeluh hanya merasa pusing-pusing saja. “Ibu tidak sakit. Kalau dia tidak sehat aku tidak jualan. Sebelum saya pergi jam 6 pagi saya tanya dia sehat apa tidak, dia bilang sehat,” ujarnya.
Saat kejadian nenek sedang sendirian di rumah ditinggal pergi kerja oleh Ango. “Pas saya pulang tertutup semua pintu, biasa kalau saya datang orang tua selalu buka pintu, saya kaget lihat rumah tertutup dan pakaian basah tidak ada yang angkat,” jelasnya.
Ango mengatakan, kematian ibunya sangat tidak wajar. Terdapat luka memar di bagian wajah akibat dicekik dan dipukul. “Dilehernya sudah memar, pelipis kanan luka, leher luka-luka, setahu saya ibu tidak pernah ada musuh. Bekas dipukul dan dicekik,” terangnya.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Julius Lipkiang mengatakan, dirinya baru dapat laporan dari warga bahwa ada yang meninggal sekira pukul 18.00. Kondisi jenazah diketahui sudah dipindahkan dari tempatnya tewas. “Saya diberi tahu jam 6 sore, pas saya lihat kondisinya sudah dipindahkan keluar ke ruang tamu,” ujar Ketua RT.
Sebelumnya jenazah nenek itu berada di kamar dengan kondisi terlentang.
Lanjut Ketua RT menceritakan keseharian nenek itu terlihat masih sehat, yang setiap hari melakukan aktivitas ibu rumah tangga. “Yang saya tahu dia tinggal berdua dengan Ango, anak dia Toni tidak tinggal di sini. Nenek itu biasa keluar rumah jemur pakaian. Dia tinggal di sini sudah lama,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, rumah paling ujung komplek itu dikelilingi sawah, juga terdapat pos pengamanan yang hanya dijaga pada malam hingga pagi hari.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Aries Aminullah membenarkan tewasnya Tjhia Moek Shiong dengan luka di bagian wajah dan leher. “Penemuan mayat ini yang menemukan anaknya, yang tinggal di rumah ini hanya berdua,” ujar Kasat Reskrim yang juga berada di lokasi kejadian.
Sementara, kata Kasat Reskrim belum diketahui meninggalnya karena apa. “Kita masih menunggu otopsi dari dokter, untuk tahu penyebabnya kematiannya,” jelasnya.
Ditegaskannya, kematian nenek ini mengarah ke tindak kriminal perampokan, pasalnya ada sebagian perhiasan yang hilang dan keadaan rumah berantakan. Namun kondisi pintu tidak ada yang rusak. “Cuma kepemilikan perhiasan itu kita belum tahu siapa,” katanya.
Barang-barang yang diduga mengarah kepada kematian nenek ini disita untuk diperiksa polisi. Sementara sanak keluarga saling berkunjung turut berduka. Haru tangis histerispun menyelimuti kejadian ini.(Teks/Foto: Syamsul Arifin)