Karyawan PT Pos Indonesia Pertanyakan Kebijakan Direksi

PONTIANAK – Karyawan PT Pos Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) kembali mempertanyakan kebijakan direksi dan mereka sangat menyesalkan dengan kebijakan yang dibuat Direktur Komersial PT Pos Indonesia Charles Sitorus yang menghentikan pengiriman jasa paket komoditi Kratom di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Menurut mereka dengan kebijakan tersebut membuang peluang pendapatan PT Pos Indonesia sebesar Rp70 miliar sampai Rp80 miliar per bulan.
Mereka menduga ada sesuatu yang ditutup-tutupi atau permainan di jajaran dieksi Pos Indonesia. “Bisa saja bisnis ini mereka mainkan di swasta,” dugaan salah seorang karyawan.
Mereka menyesalkan, seperti dikatakan Gusti Ikhsan dari Pos Indonesia Pontianak, karena pihak swasta sudah mengincar bisnis jasa pengiriman Kratom hingga menargetkan 100 ton per minggu, dan saat ini sudah berjalan 10 ton per minggu.
“Takutnya pelanggan pos pindah semua ke perusahaan swasta tersebut, dan perusahaan ini tengah mencari kantor yang luas di Kalbar,” ujar Gusti Ikhsan dalan WA Chatnya yang diterima Sindonews, Selasa (18/12).
Dari sisi maskapai dan angkutan mereka sampaikan tidak ada masalah sampai saat ini untuk mengekspor Kratom. Bahkan China Arlines sudah kembali membuka penerbangan untuk Kratom pada 3 Desember 2018 kemarin. Dan untuk Pos Indonesia dari airline lainnya telah disiapkan jatah 2 ton per hari.
“Ini fresh money, tetapi kenapa sampai saat ini jasa pengiriman ini ditutup sama direksi, ini kan aneh,” kata Andi dari Pos Kalbar.
Mereka para pekerja SPPI saat ini tengah mempersiapkan kembali untuk mempertanyakan kembali kebijakan tersebut, dimana sebelumnya mereka tidak mendapat jawaban yang jelas.