Kalimantan Bukukan Pertumbuhan Ekonomi Terendah

BENGKULU – Pertumbuhan ekonomi pada dua pulau di Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah lain untuk periode Kuartal II 2015.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sumatera berada pada titik 2,8 persen, sangat jauh dari angka pertumbuhan ekonomi secara nasional yaitu 4,7 persen. Angka pertumbuhan terendah dicetak oleh Kalimantan yang hanya mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen.
“Sumatera dan Kalimantan sangat rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Kedua pulau ini sangat tergantung kepada harga komuditas khususnya komuditas ekspor jenis kelapa sawit, karet dan batu bara,” ujar Mirza dalam seminar ekonomi terkini semester I tahun 2015 di Bengkulu, baru-baru ini seperti dilasnir Liputan6.com.
Lanjut Mirza, nilai ekspor minya kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) hanya berada pada kisaran 40 persen dari harga tertinggi, untuk jenis produk karet bahkan hanya menyentuh angka 30 persen dari harga tertinggi. Khusus batu bara, penurunan harga ekspor juga sangat dalam yaitu menjadi US$ 40 hingga US$ 50 dari harga tertinggi US$ 150.
Menurunnya nilai ekspor ketiga produk itu sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi China. Jika tahun 2007 lalu, ekonomi China bisa mencapai angka 12 persen, saat ini negara tersebut hanya mencatat pertumbuhan 6,8 persen saja.
“Permintaan komoditi barang ekpor itu sangat bergantung kepada kebutuhan internasional khususnya China yang memang berkurang kebutuhannya sejalan dengan menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi China,” lanjut Mirza.
Bank Indonesia juga mencatat pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa berada pada titik 5 persen, masih berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3 persen. Sedangkan Pulau Bali mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, Tertinggi dicatat Pulau Sulawesi yang mengalami pertumbuhan di atas 7 persen.
Untuk Pulau Bali dan Sulawesi, pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan pada posisi tertinggi di Indonesia dikarenakan, sektor pariwisata yang mampu memberikan sumbangan pertumbuhan secara konstan.