Hefzi Yakin Anaknya Bekerja, Bukan Anggota ISIS

PONTIANAK – Kabar dugaan Muhammad Alfian Nurzi bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), membuat keluarga terpukul.
Alfian yang akan berusia 23 tahun pada 31 Maret nanti ini adalah anak ketiga dari lima bersaudara pasangan orang tua Hefzi Abdul Razak, 55 dan Nur Hikmah. Ketika dikonfirmasi di kediamannya, di kawasan Pontianak Timur, Sabtu (21/3) sore, Hefzi mengatakan pada 16 Januari 2015 lalu Alfian memang pamit inginke Arab Saudi.
Hefzi pun percaya penuh kepergian Alfian memang untuk bekerja sesuai profesinya sebagai fotografer, bukan untuk bergabung dengan ISIS. “Dia izin ingin kerja ke Makkah Madinah. Karena sebelumnya dia bertiga dengan saya dan ibunya pernah Umroh ke sana 24 September 2014 lalu. Makanya dia ingin tinggal disana untuk kerja sesuai profesi dia sebagai fotografer. Alat-alat fotonya juga dibawa semua,” kata Hefzi.
Sebagai ayah, lantas Hefzi mengizinkan anak lelaki semata wayangnya itu berangkat ke Makkah Madinah. “Dia ingin tinggal di Madinah dengan modal keahliannya. Saya yakin saja dia kerja. Dan itu memang tujuannya,” ujarnya.
Sebelum berangkat, Hefzi mengaku, bahwa tidak ada perubahan berarti terhadap anaknya yang masih duduk di salah satu perguruan tinggi Pontianak ini.
Terhitung sembilan hari lalu sejak Hefzi ditemui di kediamannya, dirinya sempat berkomunikasi dengan Alfian. Meskipun tidak ada kabar yang istimewa. Komunikasi itu pun bukan melalui pesawat telepon, melainkan lewat sosial media.
“Sembilan hari lalu saya menghubunginya. Saat itu dia tengah berada di Mosul, Irak. Dia pun mengabarkan kondisinya aman-aman saja disana, sehingga jangan terlalu banyak dipikirkan. Itu saja yang dsampaikan, karena komunikasi tidak bisa panjang lebar,” jelasnya.
Sebagai orang tua, mengetahui keberadaan dan kondisi anaknya saja, Hefzi sudah senang. “Sebagai orang tua, saya yang menghubungi dia. Saya senang dengar kondisi dia aman-aman saja disana,” ucapnya.
Hefzi mengaku, selama Alfian tinggal bersamanya, pemuda yang aktif dipengajian sarakal Shalawat Nabi ini tidak memiliki komunitas atau organisasi lain selain dunia fotografi. Alfian pun dikenal dengan sosok periang di lingkungan keluarga.
Hefzi pun tak bosan memberi nasehat kepada anaknya mengenai mana perbuatan yang baik, mana yang buruk.
Hefzi dengan suara lirih penuh keyakinan, tidak percaya bahwa anaknya bergabung dengan ISIS. “Kehidupan dia sampai sekarang saya tahu, bagaimana ibadahnya, pergaulannya sehari-hari. Mungkin, lebih jelasnya tanya saja teman-teman seharinya. Mungkin saja kata saya ini dianggap dibuat-buat,” katanya.
Sejauh terkabar bahwa anaknya diduga sebagai anggota ISIS, beberapa penegak hukum telah mengkonfirmasinya. “Ada yang datang, dari Polri dan Kodam untuk meyakinkan berita yang ada,” jelasnya.
Hefzi mengetahui bahwa anaknya diduga sebagai anggota ISIS, sejak sepekan lalu dari Intel Kodam yang mengkonfirmasinya. Demi keamanan, komunikasi dengan anaknya sementara ini dihentikan dahulu.
Adanya kabar keterlibatan anaknya dengan ISIS, membuat Hefzi dan keluarga terpukul. Hingga kini, Hefzi dan Nur Hikmah belum mengetahui keberadaan pasti anaknya. Hefzi sekeluarga berharap penuh, Alfian segera memberi kabar dan segera pulang ke Indonesia. “Manusiawi ya. Lebih-lebih ibunya yang melahirkan. Sebagai orang tua, bagaimanapun kejadian terhadap anak, itu tetap anak. Tidak ada bekas anak. 200 persen harapan saya agar dia pulang,” harapnya.
Di tempat berbeda, Ketua RT 2 RW 5, Rusilan menambahkan, Alfian sebagai penduduknya tidak pernah mengurus surat menyurat mengenai administrasi untuk kepergiannya ke luar negeri. “Untuk ke luar negeri memang tidakperlu administrasi dari RT. Namun, harus mengajukan surat pindah. Tapi, itu pun tidak pernah,” katanya.