Cap Go Meh Daya Tarik Wisata Pontianak

“Ular naga panjangnya bukan kepalang. Berjalan-jalan selalu riang kemari.”
Mungkin kita masih ingat kutipan lagu kanak-kanak yang selalu dinyanyikan dan dimainkan semasa kecil. Kini, 12 ekor naga menjelma dan mengular di sepanjang jalan pusat kota Pontianak pada acara puncak acara Cap Go Meh 2566. Bukan hanya naga, 32 barongsai pun ikut unjuk kebolehan.
Atraksi naga dan barongsaiĀ di kota Pontianak, setiap tahunnya selalu mampu menarik ribuan warga. Seperti tahun kemarin, Jalan Diponegoro yang menjadi pusat perayaan Cap Go Meh sedari pagi sudah dipenuhi warga dari berbagai kalangan. Hari itu, para naga dan barongsai akan melakukan pawai keliling kota. Rute mereka tentu saja kawasan pecinan, yakni jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjung Pura.
Naga dengan panjang 50 meter dibuat oleh yayasan Merdeka Pontianak meliuk-liut memperlihatkan keindahannya.
Naga yang diarakĀ setelah melakukan ritual buka mata memang dipercaya oleh warga Tionghoa untuk membersihkan jalan kota dari roh-roh jahat. Bahkan jenggot dan sisik naga diburu oleh warga karna dipercaya dapat memberikan keberuntungan dan keselamatan.
Sedangkan berjalan dibawah kaki naga dikatakan dapat mendapatkan jodoh bagi yang belum ada jodoh. Hal ini tentu saja membuat para warga antusias berseliweran di kolong naga serta berebut mengambil jenggot dan sisiknya. Tradisinya, naga ini akan dibakar pada hari ketiga setelah ia membuka mata sebagai ritual ntuk mengembalikan naga-naga ini ke khayangan.
Dilepas oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji, pawai naga dan barongsai tahun 2015 ini berlangsung meriah. Dibawah terik sinar matahari, naga ini tak segan meliuk-liukan badannya seiring dengan tabuhan genderang. Satu naga dapat dimainkan hingga 20 orang tergantung panjangnya naga. Salah satu naga bahkan dapat mengeluarkan api.
Begitu antusiasnya masyarakat dan turis lokal menyaksikan pertunjukkan naga hingga menyemut diruas jalan Gajah Mada.
Sutarmidji mengatakan, event Cap Go Meh sudah menjadi daya tarik wisata bagi kota Pontianak. Sebagai kota perdagangan dan jasa, lanjut Sutarmidji, even pariwisata ini akan menjadi sumber pemasukan masyarakat kota Pontianak. Ia membeberkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke tahun sejak ia menjabat sebagai Walikota terus meningkat. Dulu, ceritanya, ketika ia baru menjabat, PAD kota Pontianak hanya Rp63 M. Sekarang PAD kota Pontianak sudah mencapai Rp350 miliar dengan APBD Rp1,5 triliun.
“Ini menunjukkan pajak kita bagus karena mengalami peningkatan. Makanya even-even seperti ini harus kita jaga agar tetap berjalan kondusif,” ucapnya.
Pernyataan ini juga didukung oleh Ketua Yayasan Bhakti Suci, Hasim, yang mengatakan even Cap Go Meh ini bukan hanya untuk warga Tionghoa saja. Akan tetapi sudah menjadi milik semua warga kota Pontianak.
Sebagai ketua YBS yang ke20 yang baru empat bulan menjabat, Hasim merasa bangga dan senang, even ini dapat berjalan lancar dan aman.
“Saya mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak. Terutama pada aparat yang sudah memberikan pengamanan ekstra pada rangkaian kegiatan ini,” ucapnya.
Ditambahkan Hasim, rangkaian kegiatan Cap Go Meh tahun ini akan ditutup dengan pawai lampion dan naga bersinar pada malam harinya. Ia berharap masyarakat dapat menonton dengan tertib dan teratur.