BeritaKalimantan

Top Menu

  • Tentang Kami
  • Hubungi
  • Archives

Main Menu

  • Home
  • Ekonomi
    • Energi
    • Entrepreneur
    • Infrastruktur
    • Pertambangan
    • Investasi
    • Jasa
    • Kehutanan
    • Keuangan
    • Market
    • Perdagangan
    • Perkebunan
    • Pertanian
    • Perikanan
    • Transportasi
    • Komoditi
  • Nasional
  • Politik
  • Sosial Budaya
    • Tokoh
    • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Religi
    • Seni
    • Design & Creative
    • Hobby & Community
  • Perbatasan
  • Jelajah
    • Ecotourism
    • Petualangan
  • Hukum & Kriminal
    • Kriminal
    • Meja Hijau
    • Keamanan
  • Tentang Kami
  • Hubungi
  • Archives

logo

BeritaKalimantan

  • Home
  • Ekonomi
    • Energi
    • Entrepreneur
    • Infrastruktur
    • Pertambangan
    • Investasi
    • Jasa
    • Kehutanan
    • Keuangan
    • Market
    • Perdagangan
    • Perkebunan
    • Pertanian
    • Perikanan
    • Transportasi
    • Komoditi
  • Nasional
  • Politik
  • Sosial Budaya
    • Tokoh
    • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Religi
    • Seni
    • Design & Creative
    • Hobby & Community
  • Perbatasan
  • Jelajah
    • Ecotourism
    • Petualangan
  • Hukum & Kriminal
    • Kriminal
    • Meja Hijau
    • Keamanan
  • Karolin Bersyukur Desa Mungguk Sudah Ada SMA Negeri

  • Kepemimpinan Karolin Sudah Membebaskan 2000 Hektare HGU

  • Bersama Cornelis, Karolin Terima Aspirasi Masyarakat Terkait Permasalahan Sertifikat Tanah

  • Karolin Sosialisasikan Stunting Pada Reses Anggota DPR RI

  • DPD PDI Perjuangan Kalbar Minta DPC Perkuat Struktur Organisasi Partai

Lingkungan
Home›Sosial Budaya›Lingkungan›Aksi Demo Mahasiswa Dihantam Polisi

Aksi Demo Mahasiswa Dihantam Polisi

By admin
2 Mei 2014
208
0
Share:
aksi demo

PONTIANAK – Cara kekerasan  diperlihatkan anggota Satsabara Polresta Pontianak ketika meredam aksi peringatan Hari pendidikan Nasional yang dilakukan Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat (Solmadapar) di Bundaran Digulist Untan, Pontianak Jumat(2/5).

Dua mahasiwa menderita luka di bagian bibir dan kepala sementara peserta aksi lainnya mengalami pemukulan. Aksi Solmadapar yang dimulai sekitar pukul 09.00 pagi awalnya berjalan aman. Namun saat aksi berlangsung, beberapa aparat mengantisipasi dan mengamankan ban bekas yang disiapkan peserta aksi.
 
Tidak beberapa lama, untuk menggelabuhi petugas, peserta aksi membuat formasi melingkar, dan seketika muncul api yang hasil pembakaran bensin.Sontak tindakan pembakaran tersebut menyulut emosi anggota kepolisian,sehingga pembubaran paksa dengan cara memukul baik dengan tangan,pentungan dan tendangan dilakukan oleh petugas sehingga membuat peserta aksi berusaha menyelamatkan diri.
 
Tetapi karena kalah jumlah, pendemo harus terpaksa merasakan hantaman pentungan, pukulan dan tendangan dari anggota berpakaian seragam itu. Sehingga menyebabkan mulut seorang peserta aksi bercucuran darah.
Tindakan pembubaran paksa ini  tidak berhenti sampai disitu, mahasiswa yang telah terpojok memilih menghindar dan berkumpul di trotoar Bundaran Digulist namun sempat terjadi adu mulut antar salah seorang mahasisa dengan seorang anggota kepolisian berpangkat Iptu lantaran tidak terima dengan aksi pemukulan tersebut.

Namun, lagi-lagi secara mengejutkan sejumlah anggota Satsabara menyerang dan memukuli mahasiswa. Yang menyebabkan satu unit sepeda motor tumbang dan seorang peserta aksi, Dede Sukamto yang tidak sempat menyelamatkan diri dan terjatuh dipinggir pangar menjadi bulan-bulanan kebrutalan sejumlah anggota yang terus saja memukul dengan pentungandan menerajang.
 
“Pada saat sudah tidak mampu melawan dan posisi sudah tak berdaya terbaring di pagar, Saya masih saja dipukul pakai tangandan pentungan bahkan diterajang. Tak tahu berapa banyak pukulan yang mendarat di badan dan kepala,” kata mahasiswa setelah mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Kedokteran Untan.

Rian anggota Solmadapar yang juga menjadi korban pemukulan menjelaskan
kronologis kejadian kebrutalan anggota Satsabara Polresta Pontianak ketika membubaran aksi peringatan Hardiknas. “Kami sebenarnya melakukan aksi peringatan Hardiknas untuk mengevaluasi program pendidikan, dimana pendidikan di daerah terpencil itu tidak pernah terealisasi,” katanya.
 
Sekjen Solmadapar ini mengatakan belum selesai aksi peringatan dilakukan tiba-tiba sejumlah anggota kepolisian membubarkan dengan cara yang sangat tidak terpuji.
“Padahal semua aturan sudah kami taati, izin aksi sudah kami sampaikan, orasi di lokasi yang telah ditentukan. Tetapi sebelumnya tindakan diskriminatif sudah ditunjukan anggota kepolisian dengan mengambil secara paksa ban bekas dan tasyang kami bawa,” ucapnya.

Dia menjelaskan ban bekas yang dibawa atau pembakaran dengan bensin
yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk menyemangati peserta aksi bukan bertujuan untuk hal-hal yang membahayakan.
 
“Tetapi setalah api padam, mereka tiba-tiba maju dan menyerang serta mencari peserta aksi dan memukuli satu persatu rekan-rekan kami. Tindakan kekerasan initidak sesuai dengan Undang-undang Dalmas yang dikeluarkan oleh Kapolri, polisi tidak berhak melakukan tindakan anarkis untuk membubarkan aksi mereka para polisi itu harus memperlajari undang-undang itu,” tegasnya.
 
Seharusnya, lanjut dia aparat ketika ingin membubarkan aksi menggunakan cara-cara yang persuasif atau memberikan arahan. Tetapi ini tidak langsung menyerang, ini menggambarkan apa yang dilakukan aparat adalah upaya pembunuhan. “Akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan aparat ini bibir saya pecah dan rekan saya mendapatkan dua jahitan di kepala. Bahkan semua peserta yang jumlahnya tidak lebih dari sepuluh merasakan tindakan pemukulan yang dilakukan aparat,”ucapnya.

Dia menegaskan pihaknya akan menempuh upaya hukum terkait tindakan
kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian ketika mengawal aksi. “Kami akan laporkan kasus ini kepada Propam dan Komnas HAM agar mengusut tuntas tindakan kekerasan ini sehingga ada sanksi terharap aparat yang main hakim sendiri, yakni pemecatan,” tegasnya.

Pihaknya mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan aparat, karena
bukan hanya sekali ini dilakukan tetapi sudah berulang kali dirasakan mahasiswa. “Tetapi selama ini proses hukumnya tidak jelas, mahasiswa yang menyuarakan hak-hak masyarakat selalu menjadi korban atas kebrutalan aparat,” tegasnya kembali.

Menanggapi tindakan kekerasan yang dilakukan jajarannya, Kabag Ops
Polresta Pontianak Kompol Hujra Soumena mengatakan 15 orang  mahasiswa yang melakukan aksi itu rencananya akan melakukan pembakaran ban bekas. Sehingga anggota mencoba untuk mengingatkan, agar tidak sampai melakukan pembakaran. “Tindakan pengamanan sudah sesuai protapnya,”
tegasnya.

Terkait aksi kekerasan yang dilakukan aparat dalam pengamanan yang
rencananya akan dilaporkan, menurut dia silakan saja jika peserta aksi akan melaporkan jika memang apa yang dilakukan aparat merugikan mereka.

Sementara itu, Kepala Komosi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Kasful Anwar mengatakan akan mengawal dan mendampingi pendemo peringatan Hardiknas yang menjadi korban kekerasan aparat kepolisian.
 
“Sudah ada protap yang mengatur arapar melakukan tindakan pengamanan,jika memang aksi itu mengancam mungkin tindakan seperti itu dibenarkan. Tetapi ini kan aksi mahasiswa yang tidak mengancam keselamatan siapapun jadi tidak benar tindakan kekerasan itu,”katanya.(sym/Foto: kk)
 
Share Button
Previous Article

BLU Life Pure XL, Smartphone Paling Bertenaga ...

Next Article

Moeldoko Tiba-tiba Muncul di Mako Kopassus Cijantung

0
Shares
  • 0
  • +
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0

Related articles More from author

  • P_20140623_093834-2
    Lingkungan

    Bandara Supadio Tetapkan Kawasan Tanpa Rokok

    24 Juni 2014
    By admin
  • Jpeg
    Lingkungan

    Bocah SD Selamat dari Serangan Buaya

    18 Mei 2014
    By admin
  • Simulasi Mantab Praja-Syamsul Arifin
    Lingkungan

    Perusuh Pemilu Akan Ditindak Tegas

    6 Februari 2014
    By admin
  • kabut asap kalteng
    Lingkungan

    Kualitas Udara Barito Utara Sangat Tidak Sehat

    9 September 2015
    By admin
  • gafatar sintang
    Lingkungan

    Gafatar Di Sintang Diusir Warga

    20 Januari 2016
    By admin
  • earth hour
    Lingkungan

    Earth Hour 2014, Usung Konsep Beda

    13 Maret 2014
    By admin

Leave a reply Batalkan balasan



  • 5359
    Opini

    Ancaman Penyakit dan Krisis Ekonomi

  • images(164)
    Ilustrasi
    Keamanan

    Polres Sambas Sita Puluhan Kotak Petasan

  • IMG_20150124_094109
    Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo didampingi Gubernur Kalbar Cornelis mendengarkan perkembangan pembangunan Jembatan Tayan dari kontraktor di Tayan Kabupaten Sanggau, baru-baru ini. Jokowi membuktikan janjinya untuk membangun infrastruktur Kalbar demi perekonomian rakyat.(Foto: Ist/BK.co)
    Infrastruktur

    Jembatan Tayan Kebanggaan Rakyat Kalbar

Copyright @ 2020 BeritaKalimantan All Right Reserved | Support wqa-apac.com | msecb-apac.com